Mengupas Dampak Suku Bunga Tinggi Terhadap Investasi dan Tindakan Bank Indonesia
Pelaku pasar saham bisa bernafas lega karena Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 6%. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pun memantau ke level 7.000 berkat dorongan saham-saham pencetak cuan. Menurut Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia, keputusan menahan BI 7-day reverse reporate konsisten dengan kebijakan stabilitasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Kebijakan moneter ditempuh sebagai langkah preemptive dan I untuk memitigasi dampak volatilitas rupiah terhadap inflasi barang impor (imported inflation) sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024.
Bank Indonesia mencatat bahwa aliran modal asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik melalui investasi portofolio, mencapai net inflow sebesar US$ 3,6 miliar hingga 21 November 2023. Pasar saham Indonesia menjadi satu-satunya di ASEAN yang mengalami pertumbuhan, sementara VN-Indeks Vietnam merosot 2,27%.
Indikator pasar obligasi negara juga menorehkan performa yang positif, tercermin lewat penurunan yield SUN tenor 10 tahun dan 2 tahun. Merujuk data Bloomberg, yield SUN tenor 10 tahun melandai turun 1,1 basis poin ke level 6,651% dan yield SUN tenor 2 tahun lebih rendah 2,8 bps ke level 6,744%.
Kalangan analis memandang pasar telah memperkirakan aksi Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. Menurut ChangKun Shin (Presdir Kiwoom Sekuritas) saat ini pasar telah memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga dan juga BI mempertahankan suku bunga ini tidak akan berdampak terlalu signifikan ke pasar modal. Dampak keputusan BI terhadap market bisa positif jika BI menurunkan suku bunga.
Baca Juga:
- Working Capital Financing: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
- High-Net-Worth Individuals (HNWI): Kriteria, Profil, dan Pengelolaan Kekayaannya
- Wealth Management Advisor: Pengertian, Tugas, dan Manfaatnya bagi Klien
- Konsolidasi Saham: Pengertian, Tujuan, Proses, dan Dampaknya bagi Investor
- Analisis Fundamental dalam Investasi: Pengertian, Komponen, dan Cara Menggunakannya
Meskipun begitu, secara umum suku bunga tinggi dapat berdampak positif dan negatif terhadap investasi. Dampak positifnya melibatkan peningkatan imbal hasil instrumen investasi berbasis bunga, seperti deposito, reksa dana, dan obligasi.
Akan tetapi, suku bunga tinggi juga dapat meningkatkan daya tarik investasi di dalam negeri, karena investor akan mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan di luar negeri, sehingga membantu mengendalikan inflasi dengan mendorong masyarakat untuk menabung dan mengurangi konsumsi.
Terlebih lagi, perlu diperhatikan bahwa investasi dalam surat utang dapat menjadi pilihan yang cerdas. Dalam konteks ini, penurunan yield SUN tenor 10 tahun dan 2 tahun dapat mengindikasikan peluang investasi yang menguntungkan.
Pentingnya berdiversifikasi di dunia investasi juga tercermin dalam skema securities crowdfunding di EKUID, yang mempermudah Anda berinvestasi dalam obligasi UMKM dengan return hingga 15% per tahun. Ini menawarkan alternatif yang menarik untuk mendiversifikasi portofolio investasi Anda dan mencapai hasil yang optimal.